Seorang hacker asal Estonia bernama Aleksandr Suvorov harus rela dipenjara selama 7 tahun akibat kelakuannya.
Pria tersebut terbukti bersalah setelah melakukan pencurian 240 ribu informasi kartu kredit.
Dalam melakukan aksinya, Suvorof tidak sendiri.
Suvorov terbukti telah membantu seorang hacker bernama Albert Gonzales.
Tak hanya itu, mereka berdua juga dibantu oleh dua orang lain yang berasal dari Ukraina.
Untuk mencuri data pribadi para pemilik kartu kredit, para hacker tersebut membuat sebuah aplikasi berbahaya.
Dan, berkat aplikasi malware tersebut, mereka berhasil mencuri informasi 81.005 kartu kredit dari komputer di Dave & Buster’s Inc.
Aksi pencurian tersebut pun menjadi salah satu kasus pencurian data pribadi terbesar di Amerika Serikat.
“Dia sekarang harus menanggung akibatnya di negara tempat para korban berada.
Hacker komputer dan pencuri identitas yang mencari korban konsumen warga Amerika, pengusaha serta institusi finansial tidak akan memperoleh perlindungan dari keadilan Amerika di manapun dia berada,” ujar Hakim Lynch seperti dikutip dari Softpedia.
Selain melakukan pencurian data pribadi kartu kredit, Suvorov juga ternyata berusaha untuk menjual sebanyak 160 ribu nomor kartu kredit kepada agen rahasia Amerika Serikat yang tengah menyamar.
Jika Suvorov harus menjalani hukuman selama 7 tahun, maka Gonzales harus memperoleh hukuman lebih lama, yakni 20 tahun.
Selain itu, dua rekan lainnya yang berasal dari Ukraina harus mendekam di penjara selama 30 tahun di Turki, yang merupakan tempat penangkapan mereka.
Dengan kejadian ini, pihak pengadilan berharap agar para hacker berpikir seribu kali sebelum melakukan aksi serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Send Your Message